Minggu, 27 Maret 2011

Kerajaan Tidore (lagi iseng)


Kerajaan Tidore.

Tidore merupakan salah satu pulau yang terdapat di gugusan kepulauan Maluku. Sebelum Islam datang ke bumi nusantara, Tidore dikenal dengan nama Kie Duko, yang berarti pulau yang bergunung api. Penamaan ini sesuai dengan kondisi topografi Tidore yang memiliki gunung api –bahkan tertinggi di gugusan kepulauan Maluku– yang mereka namakan gunung Marijang. Saat ini, gunung Marijang sudah tidak aktif lagi.

Menurut catatan Kesultanan Tidore, kerajaan ini berdiri sejak Jou Kohlano Sahjati naik tahta pada 12 Rabiul awal 502H (1108M). namun, lokasi pusat kerajaan tersebut belum diketahui. Asal usul Sahjati bisa dirunut dari kisah kedatangan Djafar Noh dari negeri Maghribi di Tidore. Kemudian Noh menikahi gadis yang bernama Siti Nursafa dan dikaruniai 4 orang putra dan 4 orang putri. Dari ke 4 orang putra tersebut antaranya Sahjati pendiri kerajaan Tidore. 

Sejak awal berdirinya kerajaan Tidore sampai raja ke-4, lokasi pusat kerajaan tersebut belum bisa dipastikan. Barulah pada era Jou Kolano Bunga Mabunga Balibung, informasi pusat lokasi kerajaan tersebut teruak yaitu di Balibunga, namun masih dalam perdebatan. Karena ada yang mengatakan bahwa balibunga terdapet di bagian Utara Tidore dan ada pula di daerah pedalaman Tidore Selatan.
Pada tahun 1495 M, Sultan Ciriliyati naik tahta menjadi penguasa Tidore pertama yang memakai gelar Sultan. Saat itu pusat kerajaan ada di Gam Tina. 

Dalam sejarahnya, pusat kerajaan ini dipindah beberapa kali oleh berbagai sebab. Perpindahan ibukota yang terakhir adalah ke Limau Timore di masa Sultan Saifudin (Jou Kota). Limau Timore ini kemudian berganti nama menjadi Soasio hingga saat ini.

Pada abad ke 16M, portugis dan spanyol datang ke Maluku termasuk Tidore dan Ternate untuk mencari rempah-rempah. Kemudian Portugis bersahabat dengan Kerajaan Ternate dan Spanyol bersahbat dengan kerajaan Tidore. Sebelum Negara asing tersebut datang ke Maluku,  kedua kerajaan Islam tersebut bersatu. Pada perkembangan selanjutnya, Kerajaan Tidore bersatu kembali dengan kerajaan Ternate untuk mengusir portugis dan dari Maluku dan berhasil. 

Kerajaan Tidore mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Nuku. Wilayah kerajaan Tidore, hampir meliputi Pulau Seram, Pulau Halmahera, Kepulauan Kai, dan Papua.